Laman

Alone is what I have. Alone is Protect me.

Minggu, 28 Oktober 2012

Merah Kebanggaan



Dua sungai tercipta dari mataku yang menatap nanar. Panas.
Butir-butir keringat terasa dingin, padahal matahari bersinar terang, terik, tertawa puas tanpa halangan awan.
Tangan tak kasatmata seperti mencengkeram jantungku, memelintirnya tanpa belas kasihan, aku megap-megap mencari udara.
Aku lemah…
Tidak, aku tidak lemah…
Tapi aku memang lemah…
Hatiku bertengkar. Aku tak repot-repot menengahi. Aku telah terpuruk.
 Mimpiku, mimpiku yang besar itu, harus ku kemanakan? Tak sudi aku berhenti, tak mau aku menyerah, tak sanggup aku berhenti. Tapi nyatanya, aku terlalu kecil, aku terlalu lemah untuk mimpi itu.
Aku menangis terisak. Tersedu.
“Jangan menangis, kak… please…” adikku memelukku. “Kakak pasti bisa…”
Bisa…?
Aku tak bisa.
Tuhan telah menggoreskan, menakdirkan, menentukan, memilihkan, sebatas inilah aku mampu. Tak lebih.
Kalian tak mengerti, bahwa tak selamanya bisa itu bisa…
Kami berpelukan dalam isakan, air mata menetes membasahi seragam merah kebanggaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar