Laman

Alone is what I have. Alone is Protect me.

Senin, 17 Desember 2012

*Kita bicara budaya apa?


Kita bicara tentang budaya apa, Kawan?
Siang malam ibu2, gadis muda, anak kecil, kaya, miskin, duduk rapi menonton sinetron penuh gombal kehidupan, acara gosip2 murahan menyengat bau bangkainya, atau lagu2 merengek bicara cinta dan omong-kosong! Siang malam bapak2, bujang tanggung, anak baru mengeja huruf duduk nyaman menonton carut-marut berita, talkshow yang dari pembicaranya berleleran ludah penuh gaya, atau reality show penuh tipu2.

Kita diskusi tentang budaya apa, cuy?
Setiap jengkal hidup diisi iklan2 konsumerisme berbungkus kemasan suci bagai anak kecil tak berdosa... pertunjukan gemerlap konsumerisme dihiasi polling2 bodoh yg dibuat laksana patriotisme dan bisa bermanfaat bagi bangsa negara.. setiap kaki melangkah mentok sana-sini dengan mall, plaza, city center, bahkan di kampung2 pun dikepung minimarket dan jaringan MLM... lantas industri artifisial muncul di mana-mana, penuh kosmetik, poles sana, poles sini yang penting heboh.

Dan lihat, si pencetus semua gaya hidup ini lewat menaiki alphard...
yg harganya, bah, pembantu bekerja 200 tahun saja seluruh gajinya ditabungkan tetap tidak terbeli.. dan lihat, si pemeran sinetronnya.. menangis sebentar, kontan dibayar seharga uang sekolah si bujang selama setahun.. Durasi 30 detik di televisi seharga 10 MCK di kampung agar mereka tidak berak sembarangan di kebun dan bikin disentri, kolera menyebar.. Iklan satu halaman penuh di suratkabar, seharga perbaikan 100 dapur kampung, agar asap tidak mengungkung rumah dan membuat penyakit saluran pernafasan menjadi pembunuh nomor 1 di pelosok2 negeri.. belum jika hendak menghitung satu buah konser penuh satu stadion, puluhan milyar keluar begitu cepat, beda jauh kalau disuruh berkurban atau membantu anak yatim.

Oi, kita bicara tentang budaya apa, Lai?
Kita kenal friend antah berantah di moskow, kita add artis, penulis, macam dekat benar ber-haha-hihi di wall, pages-nya.. tapi apakah kita kenal tetangga sebelah rumah? pernah mengantar makanan ke mereka? Atau jangan2 kalau ada orang bertanya di mana rumah Pak Mahmud, kita cuma bego manggut-manggut padahal rumahnya persis di depan jidat kita..

Kau mau bicara tentang budaya apa, Teman?
Setiap bulan puasa tiba, berjejelan orang berkerudung cantik sekali; ceramah muntah bagai peluru dari senapan mesin... setiap naik haji, dengan cepat kuota 200 ribu sekian terpenuhi, bahkan jamaah yg menangis gagal berangkat jd tontonan.. tapi lihat? mengurus pengantar surat nikah di kelurahan saja harus bayar 50.000 rupiah.. mengurus surat kematian harus menyumpal petugasnya.. apalagi calo2 dokumen lebih penting.. jangan tanya soal mengurus keadilan di negeri ini..

Gombal!
Hari ini semua urusan hanya berputar di perut lantas berkelindan di mulut, tangan, kaki sebagai bawahan.. tidak ada lagi kesempatan bagi hati untuk bisa sedetik saja memberitahu kalau: pada akhirnya semua hanya menjadi debu tdk bersisa..

Ambillah bagian memperbaiki sekitar, siapapun kita, seberapa lemah kepal tangan kita, atau kita memang sedang bicara tentang buaya.. bukan budaya.. belajarlah dari peradaban negara2 lain.

-Tere Liye-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar